
Legislator Cecar Pigai: Setelah 105 Hari, Tak Tampak Sedikit Pun Bapak Kerja
Legislator Cecar Pigai: Setelah 105 Hari, Tak Tampak Sedikit Pun Bapak Kerja
Jakarta – Suasana rapat dengar pendapat di DPR memanas ketika salah satu legislator mengkritik keras kinerja Natalius Pigai, tokoh publik sekaligus pejabat yang baru 105 hari menjabat posisi barunya. Kritik itu memicu perdebatan panjang dan menjadi sorotan media nasional.
Latar Belakang: 105 Hari Pertama yang Penuh Ekspektasi
Sejak dilantik lebih dari tiga bulan lalu, publik menaruh harapan besar pada Pigai untuk membawa perubahan. Ia dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia yang vokal, sehingga masyarakat berharap akan ada kebijakan progresif di bawah kepemimpinannya.
Namun, setelah 105 hari berlalu, para legislator merasa belum ada capaian signifikan. Beberapa program yang dijanjikan saat uji kelayakan dinilai belum terlihat hasilnya di lapangan.
Kritik Legislator: “Tak Tampak Sedikit Pun Bapak Kerja”
Dalam rapat, seorang anggota DPR dari Komisi terkait menyampaikan kritik tajam:
“Setelah 105 hari, kami tidak melihat satu pun terobosan nyata. Rakyat menunggu, tapi yang muncul hanya wacana. Bapak dipilih untuk bekerja, bukan sekadar berbicara.”
Pernyataan ini membuat suasana rapat menjadi tegang. Beberapa anggota dewan lain ikut menimpali dengan nada serupa. Mereka meminta Pigai segera memaparkan capaian konkret yang sudah dikerjakan selama menjabat.
Respons Pigai: Minta Kesabaran
Pigai menanggapi kritik itu dengan tenang. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar program yang ia susun masih dalam tahap perencanaan dan sinkronisasi lintas lembaga.
“Saya memahami kekecewaan anggota dewan. Tapi perubahan yang kami lakukan membutuhkan fondasi kuat. Banyak masalah struktural yang harus dibereskan terlebih dahulu sebelum program bisa terlihat hasilnya.”
Pigai juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan konsolidasi internal, menyusun peta jalan kebijakan, serta menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat sinergi.
Reaksi Publik dan Media
Debat panas di DPR segera menjadi bahan perbincangan warganet. Tagar #105HariKerja sempat trending di media sosial. Sebagian publik mendukung kritik legislator, tetapi ada juga yang meminta waktu lebih panjang bagi Pigai untuk membuktikan kinerjanya.
Beberapa pengamat politik menilai momen ini penting sebagai pengingat bahwa pejabat publik harus transparan soal progres kerja mereka.
Tantangan yang Dihadapi Pigai
Beberapa analis menilai keterlambatan capaian program Pigai bukan semata karena kurangnya kinerja, tetapi juga karena:
-
Birokrasi yang rumit, membuat implementasi kebijakan memakan waktu lama.
-
Koordinasi lintas lembaga yang belum sepenuhnya solid.
-
Anggaran terbatas, sehingga prioritas harus benar-benar diseleksi.
-
Resistensi internal, karena ada sebagian pihak yang kurang mendukung program baru.
Tuntutan Dewan: Transparansi dan Aksi Nyata
Legislator mendesak agar Pigai mempublikasikan laporan kerja yang bisa diakses publik. Mereka juga meminta target yang jelas dalam 100 hari berikutnya agar masyarakat bisa mengukur kinerja secara objektif.
“Kami tidak hanya ingin janji, tetapi indikator nyata yang bisa diukur. Rakyat ingin melihat perubahan, bukan sekadar mendengar rencana,” tegas salah satu anggota komisi.
Kesimpulan
Perdebatan antara legislator dan Pigai mencerminkan dinamika demokrasi yang sehat. Kritik keras seharusnya menjadi dorongan bagi pejabat publik untuk bekerja lebih cepat dan transparan.
Jika Pigai mampu membuktikan kinerjanya dalam waktu dekat, ia bisa membalik kritik menjadi dukungan. Namun jika tidak, tekanan publik akan semakin besar dan bisa mengganggu legitimasi kepemimpinannya.
Kunjungi juga situs terbaru